Thursday 13 May 2010

Gantung Sepatu

Rabu, 12 Mei 2010, sekitar jam 16:08....

* * * * * * *

Pertandingan sepakbola 7 lawan 7 di lapangan mini Five Pillar (aka Siemens) di Pancoran, tepat di sebelah kantor kami, kala itu sedang berlangsung.

Tim kami yang mewakili Divisi Reasuransi (I prefer to use one flag to include my unit) dengan berseragam lengkap Hitam Deutchland melawan Divisi Akuntansi yang berkostum Kuning. Di atas kertas, walau dengan keterbatasan personil, kami masih bisa menjadi unggulan untuk melewati putaran pertama ini.

Seperti biasa, setiap tahunnya, menjelang Milad Perusahaan kami, selalu ada pertandingan olahraga untuk turut memeriahkan hari jadi di tanggal 2 Juni nantinya.

Sepakbola menjadi salah satu pertandingan "rakyat" yg paling ditunggu. Walaupun dgn skill + tenaga yg terbatas --- maklum semua pemain amatiran --- tetapi euphoria dan fighting spirit setiap unit yg mengirimkan wakilnya terlihat sangat jelas. Bukan cuma antusias para pemain, tetapi juga rekan2 unit yg mendukung menjadi supporter di pinggir lapangan.

Dan aku adalah salah satu yg paling "sibuk" kalau ada pertandingan bola.

Namun, tak dinyana...
Malang hadir menimpa tanpa pandang bulu.
Penyesalan selalu hadir belakangan...
*sigh*

Moment itu menjadi titik penentuan yg akan membuat aku berpikir ratusan kali lagi untuk bermain sepakbola... Olahraga yg paling kugemari... *sigh*

Bola gitu loh.....

Baru masuk menggantikan rekan lain, setelah tim kami tertinggal 0-1.... Ekspektasi penonton, baik kawan maupun lawan cukup tinggi dengan masuknya aku, EHN, si penggila bola.

Sentuhan bola pertama berhasil menghalau laju serangan lawan...

Kesempatan kedua ketika seorang rekan melakukan umpan terobosan menusuk ke sayap kiri terlepas dari kakiku...

Ku terus mengejar dan memaksakan diri mengejar bola sebelum menyentuh garis...

Kesalahan langkah, membuat kaki kiriku berada tepat di atas bola, dan membuat diriku terperosok dan jatuh.

Hal yg sepele dan bukan sesuatu yg besar...

Tapi, ketika berusaha bangun, tak bisa kupaksakan kaki kiriku... Sakit luar biasa --- yg belum pernah kualami sepanjang pengalamanku main bola --- membuat ku terus terduduk di sisi lapangan....

Rasa gengsi dan antusias-ku untuk tetap bermain bola sata itu luluh, terkalahkan oleh sakit yg teramat sangat
* lebay mode on *

Segala persiapan yg sudah kulalukan semenjak beberapa hari ini, pengorbanan produktifitas kerja... Ternyata habis sudah dengan hanya menjadi penonton di pinggir lapangan...

Terlebih, tim kami harus tersingkir karena tidak mampu memberikan perlawanan berarti (walau boleh dibilang beruntung, ga kebobolan lagi).

Score akhir 1-0 buat lawan.

Score 1-0 buat sakitku.

Score 1-0 buat nyeri di pergelangan kakiku.

Score 1-0 untuk mengakhiri perjalanan karirku di sepakbola
(* lebay mode on lagi *)

* * * * *

Walau sampai saat ini perih dan nyeri itu masih kurasakan tapi tekadku untuk tetap mencintai bola tak akan luluh....
* semangat mode on *

Tapi, sadar diri....

Kayaknya buat turun lagi ke lapangan (*sigh*) udah ga bisa lagi dech...

EHN akan tetap menjadi penggila bola...


UBBER ALLES!!!
Loh koq?

BTW, Deutchland selalu menjadi inspirasi... (Sama dengan Nippon)...
Karena mereka punya satu semangat yg sama, DENDAM...
Sejak kekalahan mereka di PD2, keduanya menanamkan semangat DENDAM di dalam diri mereka...

DENDAM akan kekalahan...
Kebencian akan kekalahan...
Rasa malu akan kekalahan...

Itu semua yg menjadi dasar semangat kemenangan mereka...


E H N
* aiming high *
* animus inside *



•_• EHN - aiming high ♐

No comments:

Post a Comment

Please feel free to comment....